Bandung, Infomataram.com – Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai menekankan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan adalah syarat mutlak berdirinya negara hukum yang sehat. Pesan itu ia sampaikan dalam Media Gathering KY bertema “Refleksi Dua Dekade Menjaga dan Menegakkan Integritas Hakim” yang digelar di HARRIS Hotel & Conventions Ciumbuleuit Bandung, Jumat (14/11/2025).
Menurut Amzulian, negara tidak akan mencapai kesejahteraan tanpa lembaga-lembaga yang dipercaya masyarakat, termasuk lembaga peradilan. Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Australia yang hampir tidak memiliki tunggakan perkara. Sementara di Indonesia, jumlah perkara masih tinggi meski tren penurunannya terus berjalan.
“Kepercayaan publik adalah instrumen negara yang paling menentukan. Kita masih punya pekerjaan rumah untuk memperbaiki kualitas peradilan,” ujar Amzulian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengungkapkan hasil sejumlah survei yang menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan masih perlu diperkuat. Meski berbagai reformasi sudah berjalan dua dekade terakhir, posisi peradilan belum mencapai titik ideal.
“Sebagai negara hukum, peradilan seharusnya berada di posisi teratas dalam hal kepercayaan publik. Namun faktanya belum demikian. Itulah alasan hadirnya Komisi Yudisial,” katanya.
Evaluasi Kinerja dan Tantangan Publik
Amzulian tak menampik bahwa masih ada masyarakat yang belum puas terhadap kinerja KY. Namun ia mengingatkan bahwa standar pelayanan publik terus meningkat seiring berkembangnya ekspektasi warga.
“Kualitas layanan hari ini jauh lebih baik dari era 1980-an. Tapi tuntutan publik juga makin tinggi. Ini bagian dari dinamika negara yang berkembang,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa KY setiap pekan menggelar pleno untuk menentukan tindak lanjut laporan masyarakat. Sayangnya, sebagian besar laporan tak dapat diproses karena tidak memenuhi unsur bukti, menyangkut teknis yudisial, atau berada di luar kewenangan KY.
Peran Media dalam Pengawasan
Dalam kesempatan itu, Amzulian menegaskan bahwa media memiliki peran besar dalam mendorong integritas peradilan. Ia mencontohkan kasus hakim di Banten yang terlibat penyalahgunaan narkoba dan akhirnya diberhentikan setelah KY menindaklanjuti pemberitaan media.
“Investigasi yang kami lakukan seringkali berawal dari informasi media. Karena itu sinergi dengan jurnalis menjadi sangat penting,” tegasnya.
Amzulian juga memastikan bahwa seleksi calon hakim agung dijalankan secara bersih dan tanpa intervensi.
“Tidak ada KKN. Tidak ada titipan. Semua berjalan objektif,” ucapnya.
Ia mengapresiasi dukungan dan respons cepat insan pers selama ia memimpin KY. Sikap terbuka terhadap media, menurutnya, merupakan bagian dari komitmen transparansi lembaga.
Menutup sambutan, Amzulian berharap Komisi Yudisial terus diperkuat dan mendapat dukungan publik. Menurutnya, kualitas lembaga peradilan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Penguatan peradilan sama artinya dengan meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa. Mari terus dukung KY,” tutupnya.
sumber: Infopublik.id














