Awalnya Belajar dari Teman, Petani Bantul Ini Kini Raup Cuan dari Ladang Garam Kuwaru

- Penulis

Sabtu, 15 November 2025 - 03:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani Bantul, Purnama, sukses mengelola enam tunnel ladang garam Kuwaru dan hasilkan 200 kg garam per bulan. Berawal dari belajar teman hingga go digital. foto: Dok Bantulkab.go.id

i

Petani Bantul, Purnama, sukses mengelola enam tunnel ladang garam Kuwaru dan hasilkan 200 kg garam per bulan. Berawal dari belajar teman hingga go digital. foto: Dok Bantulkab.go.id

Bantul,Infomataram.com – Pemandangan enam tunnel produksi garam berjajar rapi di kawasan Poncosari, Srandakan, Bantul, menjadi bukti keseriusan Purnama (47) dalam menekuni usaha garam. Tak jauh dari lokasi wisata Tanggul Tirto di Pantai Kuwaru, petani lokal itu membangun lorong-lorong produksi dari bambu yang diselimuti plastik UV.

Purnama, yang dulunya berkecimpung di tambak udang, mulai belajar membuat garam pada 2013 setelah mendapat ilmu dari seorang teman asal Surabaya. Ketertarikannya muncul karena melihat potensi besar yang ada di wilayah pesisir tersebut.

“Saya belajar dari teman saya. Menurut saya ini potensial,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Potensi itu bukan tanpa alasan. Menurut cerita keluarganya, sejak pertengahan 1960-an kawasan Kuwaru dikenal sebagai pusat pembuatan garam. Banyak warga yang memproduksi garam secara tradisional dengan metode “sirat”, yakni teknik menguapkan air laut menggunakan sinar matahari di lahan dangkal hingga menyisakan kristal garam.

Namun, Purnama memilih cara berbeda. Ia menyedot air laut, menampungnya di bak hingga menjadi “air tua”, air dengan kadar garam tinggi. Kadar garam ia cek secara berkala menggunakan salinometer sebelum air dipindahkan ke tunnel.

“Kalau kadar garamnya sudah tinggi, airnya dipindah ke tunnel pertama dulu. Dua minggu sekali dipindah ke tunnel berikutnya sampai enam tunnel. Di tunnel lima dan enam baru terjadi pengkristalan,” jelasnya.

Proses produksi garam di ladangnya memakan waktu sekitar dua bulan, tetapi bisa lebih cepat jika cuaca cerah. Dalam sebulan, Purnama mampu menghasilkan sekitar 200 kilogram garam dengan harga jual Rp1.500 hingga Rp3.000 per kilogram.

“Dipanen tiga kali. Panen pertama kualitas paling bagus dan bisa dikonsumsi. Panen kedua dan ketiga untuk pertanian dan peternakan,” imbuhnya.

Mayoritas pembeli berasal dari pasar lokal, meski beberapa kali ia menerima pesanan dari luar kota seperti Kebumen. Untuk memperluas jangkauan, ia mulai melirik pemasaran digital.

“Saya juga mau jual online. Sekarang kan serba digital,” katanya.

Purnama berharap usahanya makin berkembang dan produk garamnya kian diterima di pasar yang lebih luas.

sumber: bantulkab.go.id

Follow WhatsApp Channel infomataram.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Erick Thohir Apresiasi Teladan Metropolitan City Rally 2025, Dorong Sport Tourism Tumbuh Lebih Pesat
Dirjen KPM: KIM Jadi Penggerak Program Prioritas dan Penjaga Ruang Digital Anak
Pasar Murah Nataru 2025 Digelar di 14 Kemantren Yogya, Harga Sembako Disubsidi Pemkot
Wondr by BNI Indonesia IC 2025: Selsi/Yasintha Tumbang di Final Usai Dihadang Unggulan Teratas
Menteri Nusron Tegas Soal Mafia Tanah: “Kalau BPN Tak Mau Kongkalikong, Mereka Pasti Kabur”
Kirab Merah Putih dan Parade Budaya Nusantara Meriahkan Hari Toleransi Dunia di Yogyakarta
Unpam Gelar Pengabdian Masyarakat di Yogyakarta, Hasto Wardoyo Apresiasi Upaya Tingkatkan Kualitas SDM
Danang Resmikan Pasar Tradisional Kowen 2 Godean, Ajak Warga Jaga Ruang Ekonomi Rakyat

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 08:40 WIB

Erick Thohir Apresiasi Teladan Metropolitan City Rally 2025, Dorong Sport Tourism Tumbuh Lebih Pesat

Senin, 17 November 2025 - 08:31 WIB

Dirjen KPM: KIM Jadi Penggerak Program Prioritas dan Penjaga Ruang Digital Anak

Senin, 17 November 2025 - 08:03 WIB

Pasar Murah Nataru 2025 Digelar di 14 Kemantren Yogya, Harga Sembako Disubsidi Pemkot

Senin, 17 November 2025 - 00:49 WIB

Wondr by BNI Indonesia IC 2025: Selsi/Yasintha Tumbang di Final Usai Dihadang Unggulan Teratas

Minggu, 16 November 2025 - 22:57 WIB

Menteri Nusron Tegas Soal Mafia Tanah: “Kalau BPN Tak Mau Kongkalikong, Mereka Pasti Kabur”

Berita Terbaru