Bantul,Infomataram.com – Pemandangan enam tunnel produksi garam berjajar rapi di kawasan Poncosari, Srandakan, Bantul, menjadi bukti keseriusan Purnama (47) dalam menekuni usaha garam. Tak jauh dari lokasi wisata Tanggul Tirto di Pantai Kuwaru, petani lokal itu membangun lorong-lorong produksi dari bambu yang diselimuti plastik UV.
Purnama, yang dulunya berkecimpung di tambak udang, mulai belajar membuat garam pada 2013 setelah mendapat ilmu dari seorang teman asal Surabaya. Ketertarikannya muncul karena melihat potensi besar yang ada di wilayah pesisir tersebut.
“Saya belajar dari teman saya. Menurut saya ini potensial,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Potensi itu bukan tanpa alasan. Menurut cerita keluarganya, sejak pertengahan 1960-an kawasan Kuwaru dikenal sebagai pusat pembuatan garam. Banyak warga yang memproduksi garam secara tradisional dengan metode “sirat”, yakni teknik menguapkan air laut menggunakan sinar matahari di lahan dangkal hingga menyisakan kristal garam.
Namun, Purnama memilih cara berbeda. Ia menyedot air laut, menampungnya di bak hingga menjadi “air tua”, air dengan kadar garam tinggi. Kadar garam ia cek secara berkala menggunakan salinometer sebelum air dipindahkan ke tunnel.
“Kalau kadar garamnya sudah tinggi, airnya dipindah ke tunnel pertama dulu. Dua minggu sekali dipindah ke tunnel berikutnya sampai enam tunnel. Di tunnel lima dan enam baru terjadi pengkristalan,” jelasnya.
Proses produksi garam di ladangnya memakan waktu sekitar dua bulan, tetapi bisa lebih cepat jika cuaca cerah. Dalam sebulan, Purnama mampu menghasilkan sekitar 200 kilogram garam dengan harga jual Rp1.500 hingga Rp3.000 per kilogram.
“Dipanen tiga kali. Panen pertama kualitas paling bagus dan bisa dikonsumsi. Panen kedua dan ketiga untuk pertanian dan peternakan,” imbuhnya.
Mayoritas pembeli berasal dari pasar lokal, meski beberapa kali ia menerima pesanan dari luar kota seperti Kebumen. Untuk memperluas jangkauan, ia mulai melirik pemasaran digital.
“Saya juga mau jual online. Sekarang kan serba digital,” katanya.
Purnama berharap usahanya makin berkembang dan produk garamnya kian diterima di pasar yang lebih luas.
sumber: bantulkab.go.id














